Cinta Yang Membunuh Cinta
Rabu, 06 April 2016
Tambah Komentar
Pada dasarnya yang namanya manusia pasti suka akan yang namanya keindahan. entah itu keindahan alam, keindahan benda, keindahan kata dan termasuk juga keindahan fisik seseorang. Tak bisa dipungkiri, keinginan seseorang untuk memiliki seorang pujaan hati kebanyakan di dasari karena fisiknya yang rupawan. entah itu karena cantik, ganteng, manis lucu, seksi dan sebagainya. Tapi itu pertama. biasanya, seiring berjalannya waktu, justru sifat dan karakterlah yang akan lebih menentukan dan menjadi patokan untuk melanjutkan sebuah hubungan ke jenjang yang lebih serius atau tidak. karena yang lebih di butuhkan hati pada dasarnya adalah kenyamanan dan kebahagiaan. meski apa yang dilihat oleh mata adalah sebuah keindahan, tapi saat hati tidak merasakan kenyamanan dan kebahagiaan maka pelan-pelan hati akan menolak apa yang di lihat oleh mata. dan saat itu terjadi, biasanya seseorang tak lagi memperdulikan seberapa menarik kekasihnya, dia akan lebih memilih untuk meninggalkannya. Sayangnya, tak sedikit dari kasus yang terjadi, justru seseorang meninggalkan kekasihnya dikarenakan ia terlalu dicintai oleh pasangannya, sehingga ia mendapatkan perlakuan yang spesial. lho, kok bisa?
Perlakuan spesial yang dimaksud adalah "overprotektif dan posesif". Seseorang yang sangat mencintai pasangannya tak jarang melakukan hal tersebut dengan alasan "Cinta" karena tidak mau kehilangannya. namun secara tidak sadar justru apa yang sedang ia lakukan tak ubahnya seperti bom waktu yang suatu saat bisa meledak, menghancurkan dan membunuh cinta itu sendiri. kenapa bisa demikian? Karena orang yang bersikap atau bersifat overprotektif dan posesif, secara sadar atau tidak sadar cenderung bersikap mengatur pasangannya, mengendalikan, membatasi ruang gerak pasangannya, cemburu dan curiga yang terkadang tak beralasan.
Sekali, dua kali, sampai tiga kali mungkin si dia masih bisa menerima. namun Jika hal tersebut sering terjadi dan terus berulang, jelas akan membuat si dia terganggu dan merasa tidak nyaman dengan keadaan yang terjadi. hal tersebut bisa saja membuat si dia tertekan, merasa tidak bebas, merasa tidak bisa jadi dirinya sendiri karena selalu berusaha menjadi orang lain demi menyenangkan pasangannya, bahkan selalu memunculkan ide-ide baru untuk selalu berbohong. ditambah jika hal tersebut sering memicu sebuah pertengkaran, maka cepat atau lambat hati si dia akan segera berontak untuk keluar dari keadaan yang terjadi dan memilih pergi untuk sendiri.
Jika hal itu tidak ingin terjadi. sebelum terlambat, maka hal yang harus dilakukan adalah merubah sifat dan sikap selama ini menjadi lebih positiv. Ibarat kita memiliki sebuah gelas kesayangan, maka gelas tersebut akan mudah pecah jika kita menggenggamnya terlalu kuat. dan Ironisnya justru kita sendiri yang menghancurkan gelas kesayangan kita. begitupun cinta seorang kekasih, ia justru akan mudah hancur saat kita menggenggamnya terlalu erat. oleh karenanya, biarkanlah si dia jadi dirinya sendiri, sesekali berikanlah ia waktu dan kebebasan untuk menikmati dunianya bersama teman-temannya. karena siapapun dan apapun status dia, ada kalanya ia ingin menikmati dunianya sendiri tanpa diganggu siapapun.
Curiga dan cemburu terkadang memang sangat diperlukan dalam sebuah hubungan. Akan tetapi cemburu dan curiga yang berlebihan, apalagi tak beralasan justru akan memunculkan sebuah pertengkaran-pertengkaran yang sebenarnya tidak penting. Bukankah dasar sebuah hubungan adalah sebuah kepercayaan? namun jika yang menjadi dasar saja tidak ada, lalu apakah masih perlu hubungan tersebut?
Kita juga tidak bisa menghalangi atau mengontrol perasaan orang lain untuk boleh dan tidak boleh membenci atau menyukai kita. karena itu adalah hak-hak mereka. yang terpenting adalah kita mengerti siapa kita, posisi dan status kita.
Begitupun juga kita tidak bisa mengontrol perasaan orang lain terhadap pasangan kita. akan tetapi berilah ia kepercayaan. Bukan dengan memagari dia untuk tidak bertemu dengan orang lain, cara agar ia tidak berpaling dari kita, ataupun melarang semua orang untuk tidak menyukainya. tapi lebih kepada usaha kita sendiri untuk membuatnya selalu nyaman saat berada di dekat kita. sehingga ia tidak terpikir untuk mencari kebahagiaan lain selain dari kita.
Sekali, dua kali, sampai tiga kali mungkin si dia masih bisa menerima. namun Jika hal tersebut sering terjadi dan terus berulang, jelas akan membuat si dia terganggu dan merasa tidak nyaman dengan keadaan yang terjadi. hal tersebut bisa saja membuat si dia tertekan, merasa tidak bebas, merasa tidak bisa jadi dirinya sendiri karena selalu berusaha menjadi orang lain demi menyenangkan pasangannya, bahkan selalu memunculkan ide-ide baru untuk selalu berbohong. ditambah jika hal tersebut sering memicu sebuah pertengkaran, maka cepat atau lambat hati si dia akan segera berontak untuk keluar dari keadaan yang terjadi dan memilih pergi untuk sendiri.
Jika hal itu tidak ingin terjadi. sebelum terlambat, maka hal yang harus dilakukan adalah merubah sifat dan sikap selama ini menjadi lebih positiv. Ibarat kita memiliki sebuah gelas kesayangan, maka gelas tersebut akan mudah pecah jika kita menggenggamnya terlalu kuat. dan Ironisnya justru kita sendiri yang menghancurkan gelas kesayangan kita. begitupun cinta seorang kekasih, ia justru akan mudah hancur saat kita menggenggamnya terlalu erat. oleh karenanya, biarkanlah si dia jadi dirinya sendiri, sesekali berikanlah ia waktu dan kebebasan untuk menikmati dunianya bersama teman-temannya. karena siapapun dan apapun status dia, ada kalanya ia ingin menikmati dunianya sendiri tanpa diganggu siapapun.
Curiga dan cemburu terkadang memang sangat diperlukan dalam sebuah hubungan. Akan tetapi cemburu dan curiga yang berlebihan, apalagi tak beralasan justru akan memunculkan sebuah pertengkaran-pertengkaran yang sebenarnya tidak penting. Bukankah dasar sebuah hubungan adalah sebuah kepercayaan? namun jika yang menjadi dasar saja tidak ada, lalu apakah masih perlu hubungan tersebut?
Kita juga tidak bisa menghalangi atau mengontrol perasaan orang lain untuk boleh dan tidak boleh membenci atau menyukai kita. karena itu adalah hak-hak mereka. yang terpenting adalah kita mengerti siapa kita, posisi dan status kita.
Begitupun juga kita tidak bisa mengontrol perasaan orang lain terhadap pasangan kita. akan tetapi berilah ia kepercayaan. Bukan dengan memagari dia untuk tidak bertemu dengan orang lain, cara agar ia tidak berpaling dari kita, ataupun melarang semua orang untuk tidak menyukainya. tapi lebih kepada usaha kita sendiri untuk membuatnya selalu nyaman saat berada di dekat kita. sehingga ia tidak terpikir untuk mencari kebahagiaan lain selain dari kita.
Belum ada Komentar untuk "Cinta Yang Membunuh Cinta "
Posting Komentar
Berkomentarlah yang sopan ^_^